Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Bentrok Bangli Bertambah

Kompas.com - 20/07/2011, 07:59 WIB

BANGLI, KOMPAS.com — Korban luka-luka akibat bentrok warga Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, bertambah dari empat orang menjadi tujuh orang pada Selasa (19/7/2011) malam.

"Sampai saat ini korban mencapai tujuh orang, tapi kami masih mendata korbannya. Biarkan kami bekerja dulu," kata Kepala Bagian Binamitra Polres Bangli AKP Agung Dewa Rai.

Selain korban luka, kata Dewa Rai, pihaknya mengaku hingga malam masih mendata identitas salah satu warga Songan yang meninggal akibat bentrok itu.

"Sabar ya, kami masih bekerja. Yang terpenting, warga Songan sudah kembali ke desanya dengan dikawal pasukan Brimob Polda Bali. Situasi sudah kondusif," ujarnya.

Seorang warga, Anak Agung Bagus, mengatakan, kejadian ini merupakan kali pertama terjadi di Bangli. Tanda-tanda bakal terjadinya hal itu sudah tertlihat sejak beberapa minggu lalu.

Api dendam antara Songan dan Kawan dibiarkan membara. Tanpa dicarikan solusi untuk mencairkan suasana, lalu diperparah lagi dengan kehadiran petugas yang lambat tiba di tempat kejadian.

Semestinya setelah ada tanda-tanda, petugas bersenjata lengkap langsung dihadirkan sehingga bentrok fisik tidak sampai terjadi. Begitu pula dengan penanganan oleh pemerintah sebab gejala tidak baik sudah terlihat sejak tiga minggu lalu.

Saat kejuaraan sepak bola Gita Santi antara Songan dan Purwaka Banjar Kawan, setelah permainan selesai, sempat terjadi saling ejek antarsuporter.

Polisi yang mengawal suporter Songan telah mengarahkan agar iring-iringan kendaraan melalui Jalan Merdeka dan Nusantara, dan tidak melalui Jalan Ngurah Rai.

Namun, belasan pemuda asal Songan memaksa menerobos masuk ke arah utara dan akhirnya terjadi bentrok fisik. Namun, pemerintah kurang tanggap dan tidak mempertemukan kedua tokoh masyarakat.

Akibatnya, bentrok susulan kembali terjadi yang kini bukan hanya antara warga Banjar Kawan dan Songan, tetapi melibatkan seluruh warga di kota.

"Jika masalah ini tidak segera dicairkan, kejadian sama bisa saja terjadi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com